Beberapa Alasan Tuan Rumah SEA Games Selalu Meraih Medali Lebih Banyak

Pernahkah Anda terheran-heran atau mempertanyakan tentang sebuah kemenangan yang diraih Tuan Rumah dalam ajang kompetisi olahraga bergengsi macam SEA Games atau Asia Games? Kebanyakan, jika ada kompetisi semacam ini, negara yang berperan sebagai Tuan Rumah, kerap memperoleh medali emas yang lebih banyak dibanding ketika mereka menjadi tamu. Adakah alasan logis yangmampu menjawabnya? Di sini, kami akan mencoba memberikan beberapa alasan Tuan Rumah SEA Games selalu meraih medali lebih banyak. 

Kami akan mengambil sampel pada SEA Games Filipina tahun 2019, di mana pada saat itu, Filipina keluar sebagai juara umum dengan mengumpulkan medali emas sejumlah 149. 

Jadi, jika Anda ingin tahu beberapa alasan yang mungkin dapat menjadi dorongan tuan rumah mendapat banyak emas, silakan simak sampai habis. 

Beberapa Alasan Tuan Rumah Sea Games Selalu Meraih Medali Lebih Banyak

Acara olahraga yang dikuratori dengan hati-hati dan penonton tuan rumah yang bersemangat membantu mendorong Filipina unggul dalam perebutan medali emas di Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA) tahun 2019 silam.

Tetapi Filipina tampaknya tidak akan mengulangi prestasi ini di SEA Games 2022, pejabat olahraga mengakui, ketika acara tersebut beralih ke Vietnam, yang akan menikmati keuntungan yang dipamerkan dalam edisi yang sedang berlangsung adalah Tuan Rumah, dan ini terbukti.

Ini telah menjadi semacam pola dalam acara multi-olahraga terbesar di kawasan ini, negara tuan rumah biasanya meraih medali emas tetapi tertinggal di tahun-tahun berikutnya.

“Pastinya, lupakan nomor 1,” kata presiden Komite Olimpiade Filipina (POC) Abraham Tolentino yang dikutip dari wawan cara dengan ABS-CBN News, mengacu pada peluang Filipina di pertandingan SEA Games Vietnam saat itu.

Tolentino, seorang anggota kongres dari Cavite, mengatakan finis di mana saja dari posisi kedua hingga keempat akan menjadi target yang realistis di Vietnam, tetapi bukan posisi ke-6 atau ke-7.

Filipina memuncaki pertandingan tersebut dengan 113 medali emas sebagai tuan rumah pada tahun 2005. Namun turun ke posisi ke-6 dengan hanya 41 medali emas di Thailand, yang menguasai pertandingan regional dengan 183 medali emas 2 tahun kemudian.

Thailand mematahkan pola melawan tuan rumah sebelumnya dengan kembali memimpin dalam pertandingan yang diadakan di Laos pada 2009.

Filipina menempati posisi kedua setelah Indonesia selama tuan rumah Manila pada tahun 1991, kemudian menempati posisi ketiga dalam 2 SEA Games berikutnya.

New Event

Seperti Filipina, dan tuan rumah SEA Games lainnya, Vietnam akan menikmati opsi untuk memasukkan acara olahraga yang kemungkinan besar akan meraup medali emas.

SEA Games tahun beberapa tahun belakangan dianggap sebagai SEA Games yang terbesar dalam sejarah turnamen regional dengan 56 pertandingan olahraga, beberapa di antaranya, cabang olah raga dipilih oleh tuan rumah yangtentu saja untuk meningkatkan peluang medali emasnya.

Pada sat itu, Filipina memilih beberapa cabang olahraga yang sekiranya menguntungkan mereka, di antaranya basket 3×3 dan arnis. 

Cabang olahraga tersebut sama-sama mengantarkan medali emas untuk tuan rumah. Orang Filipina juga mengumpulkan emas dalam lomba halang rintang dan olahraga tari.

Tolentino mengatakan dia “merancang” semua 56 acara olahraga, didukung oleh tim yang melakukan “penelitian mendalam” tentang proyeksi medali emas Filipina dibandingkan dengan 10 negara SEA Games lainnya.

Konsistensi

Mempertahankan laju pertambahan emas tentau menjadi tantangan yang lebih besar bagi Filipina kala itu. 

Petinggi Filipina mengutip konsistensi yang ditunjukkan oleh Thailand, Indonesia, dan Malaysia, yang memiliki jumlah medali emas terbanyak di SEA Games.

“Kuncinya adalah konsistensi,” kata Abraham Tolentino, mengutip kebutuhan untuk lebih menekankan olahraga di awal kurikulum sekolah dan melihatnya sebagai “sesuatu yang berharga dalam hidup kita.”

Ramos mengatakan pengurus olahraga juga memiliki kecenderungan untuk fokus pada olahraga hanya untuk persiapan SEA Games atau Asian Games atau Olimpiade yang lebih besar.

Padahal, dalam ajang seperti ini, setiap atlet membutuhkan lebih banyak waktu untuk berlatih dan berlatih karena itulah sifat tubuh untuk meningkatkan massa otot.

Untuk SEA Games berikutnya, Tolentino mengatakan Filipina harus fokus pada olahraga di mana orang Filipina diharapkan menyelesaikannya dengan kuat, mengingat opsi tuan rumah baru untuk memasukkan acara untuk keuntungannya.

Ramos mengatakan keistimewaan ini juga menjadi insentif bagi tuan rumah, mengingat penyelenggaraan pertandingan regional memerlukan investasi besar, terutama dalam infrastruktur.

Masukkan Cabor Tradisional

Selain itu, kemungkinan seringnya tuan rumah keluar menjadi juara umu karena diperbolehkan memasukkan cabang olahraga tradisional negaranya, sekaligus untuk mempromosikan kekayaan budaya yang mereka miliki.

Contohnya, Sea Games 2013 di Myanmar. Saat itu, mereka tidak memasukkan cabor kondang layaknya bowling, tenis, voli pantai, senam, dan hoki, melainkan cabor lokal yakni bola-bulutangkis.

Myanmar tidak memasukkan voli pantai karena dianggap tidak cocok dengan kebudayaan mereka. 

Selain itu, Sea Games 2019 tuan rumah Filipina menghadirkan cabor Arnis, seni bela diri asal Filipina. Hasilnya, cabor selanjutnya paling banyak menghasilkan medali emas untuk Filipina. 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *