Sahabat Bonanza88 yang tengah getol-getolnya trading pasti sudah paham yang namanya grafik candlestick. Grafik saham berbentuk lilin ini membantu Anda menebak pergerakan harga dalam periode tertentu.
Menurut laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), candlestick merupakan bagian dari analisa teknikal dalam pelbagai trading saham, forex dan komoditas lainnya.
Candlestick sendiri menunjukan harga tertinggi, terendah, pembukaan dan juga penutupan dari sebuah saham dalam periode waktu tertentu.
Dalam periode waktu tersebut dapat satu jam, satu hari, satu minggu, atau bahkan satu bulan. Satu candlestick saham mewakili satu periode waktu. Namun, umumnya satu candlestick saham menunjukkan periode satu hari.
Sejarah Candlestick Saham
Kehadiran candlestick saham rupanya mempunyai sejarah panjang di dunia. Candlestick pada mulanya merupakan alat yang dipakai para pedagang beras di Negeri Sakura, Jepang.
Fungsi candlestick pada saat itu untuk mencatat harga pasar beras tiap saat. Lalu, memakai data tersebut untuk membantu memproyeksikan pergerakan harga pada tahun-tahun mendatang.
Kemudian, metode tersebut dikembangkan seorang pedagang beras lainnya di Jepang bernama Munehisa Honma pada abad ke-18.
Tak sampai di situ, seorang teknisi pasar modal Steve Nison melalui karya bukunya “Japanese Candlestick Charting Techniques” memperkenalkan grafik candlestick sebagai sebuah instrumen analisis teknikal kepada dunia barat pada tahun 1991 lalu.
Saat itu memang banyak nama serta istilah yang dipakai para trader saat mengidentifikasi grafik candlestick. Selain dalam pergerakan harga, ternyata juga bisa menunjukan momentum.
Grafik-grafik tersebut kemudian diberi nama lucu agar para trader mengingatnya. Namun sayangnya berkat kemajuan teknologi menjadikan beberapa pola grafik dapat dibuat tiruan oleh software khusus.
Sayangnya, kemajuan teknologi membuat beberapa pola bisa dibuat tiruan dengan software khusus. Bahkan, banyak manajer pengelola dana melindungi nilai memakai trik ini untuk bisa mengelabui investor.
Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir karena beberapa pola candlestick masih tetap relevan serta akurat hingga saat ini.
Hanya saja, Anda perlu mengingat jika pola grafik tersebut relevan dalam jangka waktu historis yang digunakan ketika membuka chart.
Selain itu, selepas tiga hingga lima bar dari saat pola tersebut muncul, maka potensi tingkat keakuratanmungkin saja akan menurun.
Mengenal Candlestick Saham
Dalam mempelajari candlestick saham, bagi sahabat Bonanza88 yang masih awam dapat memulainya dengan informasi dasar misalnya saja dari komponen, warna, sumbu dan lain sebagainya.
Komponen Utama Candlestick Saham :
- Tubuh candle (body)
Ini adalah bagian dari candlestick saham yang mana menunjukan sebuah harga pembukaan dan juga harga penutupan pada titik waktu tertentu.
Bentuknya berupa persegi empat yang berwarna merah serta hijau. Namun di beberapa pola grafik ditemukan juga dengan warna hitam dan juga putih.
- Ekor candle (shadow/wick)
Ini adalah bagian yang mana menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendah saham pada titik waktu tertentu.
Di mana, ditunjukkan dari garis lurus yang mana membentang di atas dan juga di bawah tubuh candlestick saham berwarna serupa, semisal bentuk lilin atau juga candle.
Empat Indikator Candlestick Saham :
- Open : ketika harga pada saat perdagangan dibuka hari ini
- Low : ketika harga terendah hari ini
- High : ketika harga tertinggi hari ini
- Closed : ketika harga selepas perdagangan ditutup kemarin
Arti Warna Candlestick Saham
Dalam candlestick saham disajikan dalam warna merah dan hijau. Tetapi dalam beberapa kasus bisa juga ditunjukkan dengan warna hitam dan putih.
- Merah : Terjadi adanya penurunan harga saham (bearish). Di mana, harga penutupan lebih rendah ketimbang harga pembukaan (perdagangan saham)
- Hijau : Terjadi adanya peningkatan harga saham (bullish). Di mana, harga penutupan lebih tinggi dibanding harga pembukaan
- Hitam : Menunjukkan adanya situasi bearish atau turun
- Putih : Menunjukkan adanya situasi bullish atau naik
Sumbu Candlestick Saham
Melansir lifepal.co.id, istilah “sumbu” candlestick bagi sebagian orang kerap disebut dengan shadow. Sumbu di sini menginformasikan adanya fluktuasi harga yang mana bergerak sesuai dengan durasi candlestick.
Di mana, perbandingan badan dan juga sumbu tersebut juga harus Anda perhatikann dengan seksama. Pada saat sebuah nilai komoditas atau forex mengalami volatilitas, maka sumbu tersebut bakal jauh lebih panjang ketimbang badan.
Pada saat terlihat sumbu panjang yang mengarah posisi ke bawah, hal tersebut menandakan bahwa pelaku pasar mendorong harga untuk turun. Namun begitu, mereka tidak cukup kuat untuk bisa menahan harga tetap di posisi rendah.
Pada saat yang bersamaan, pelaku pasar lain justru melakukan opsi pembelian hingga pada akhirnya mendorong harga menjadi naik. Fenomena ini sering disebut dengan bullish reversal.
Sebaliknya, pada saat sumbu berada di atas, hal tersebut menandakan jika trader atau investor yang melakukan profit taking lebih banyak ketimbang yang memutuskan untuk opsi hold. Hal inilah yang menandai terjadinya bearish reversal.