Pasca pemimpin perusaahan raskasa Tesla, Elon Musk memperkenalkan salah satu koin dalam instrument investasi mata uang kripto menjadikan popularitasnya semakin menanjak hingga ke seluruh dunia.
Ditambah pula masa-masa pandemik yang menjadikan sebagian besar orang harus melakukan pelbagai aktivitas di dalam rumah. Salah satunya melakukan trading kripto.
Sahabat Bonanza88 ketahui, apabila berbicara trading kripto maka tidak akan bisa dipisahkan dari teknologi yang digunakan untuk kegiatan perdagangan mata uang kripto yang menggunakan blockchain.
Teknologi blockchain sendiri mempunyai fungsi untuk dapat menyimpan serta memverifikasi setiap data transaksi. Pada dasanya, blockchain ialah sebuah buku besar digital yang berfungsi untuk menyimpan data yang terhubung dengan kriptografi.
Blockchain bersifat desentralisasi yang artinya teknologi IT terbaru satu ini tidak dikendalikan oleh suatu otoritas. Dengan kata lain, dari setiap transaksi yang terjadi pada blockchain akan bersifat terbuka atau transparan. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari blockchain.
Sejarah Teknologi Blockchain
Mengutip dari buku berjudul Blockchain for Dummies karangan Manav Gupta, dijelaskan awal pertama kali blockchain dibentuk dan dikembangkan untuk memenuhi suatu kebutuhan besar akan sebuah sistem.
Di mana, sistem tersebut bisa bekerja lebih efektif, efisien, hemat biaya, terjamin, dan terbukti lebih aman untuk dapat melakukan tugas dalam merekap pelbagai transaksi keuangan yang terjadi di masa mendatang.
Diketahui, ide tentang penggunaan blockchain dibentuk pada tahun 1991 lalu. Di mana kala itu, terdapat dua orang yang menulis dan juga menerbitkan sebuah jurnal berjudul Journal of Cryptography : How to Time Stamp a Digital Document. Kedua orang tersebut yakni Stuart Haber dan W. Scott Stornetta.
Awalnya, blockchain dimanfaatkan untuk dipakai pada bitcoin dan sejurus kemudian dilakukan pengembangan pada stahun 2009. Pengembangan blockchain dilakukan seorang pria Jepang yang bernama Satoshi Nakamoto dengan menghadirkan bitcoin.
Di mana, berbeda dengan uang yang dihasilkan oleh sebuah bank sentral masih berbentuk uang tradisional. Keberadaan bitcoin satu ini sedikit berbeda karena tidak memiliki sebuah kekuasaan atau otoritas sentral. Selain itu, tidak mempunyai pihak yang bekerja untuk dapat mengontrolnya.
Ketimbang bergantung sepenuhnya kepada kekuasaan pusat dalam hal pengawasan, memperoleh verifikasi, dan juga menyetujui permohonan transaksi untuk mengolah pemasukan uang, maka bitcoin lebih memilih untuk diaktifkan menggunakan jaringan dengan koneksi secara peer to peer.
Asas Teknologi Blockchain
Secara umum, teknologi blockchain memiliki tiga asas dalam pelaksanaanya. Di bawah ini Bonanza88 jabarkan untuk Anda :
- Asas Decentralization (Desentralisasi)
Sebelum adanya bitcoins dan bittorrent, sudah hadir lebih dahulu sebuah layanan bersifat terpusat di mana mempunyai konsep ide yang lebih sederhana. Idenya sendiri mempunyai inti seperti ini, jika sahabat Bonanza88 memiliki sebuah entitas yang bersifat terpusat, maka Anda bisa menyimpan semua data yang dimiliki.
Disamping itu, Anda harus berinteraksi dengan entitas tersebut. Perlu diingat, hanya dengan berinteraksi dengan entitas tersebut ya. Mengapa begitu ? Ini bertujuan untuk mempermudah Anda memperolah informasi yang dibutuhkan.
- Asas Transparency (Transparan)
Asas transparansi menjadi asas paling menarik, namun sebagian besar orang kerap salah paham dalam memahami asas ini. Mereka menilai, blockchain memberikan sebuah privasi, namun sebagian lainnya memberikan sebuah transparansi. Mengapa begitu ?
Pasalnya, hal tersebut dikarenakan sebuah identitas seseorang nbakal otomatis disembunyikan oleh blockchain dengan cara menggunakan kriptografi yang berbentuk sangat kompleks.
Misalnya saja, Anda mencari riwayat transaksi milik orang lain namun Anda tidak dapat melihat nama mereka. Di mana, Anda hanya akan diberikan sekumpulan huruf acak yang dipadukan dengan angka dan juga huruf balik tak berbentuk.
- Asas Immutability (Keabadian)
Dalam konteks blockchain, kekekalan dapat diartikan jika sudah ada data yang diinput atau masuk database, maka data tersebut sudah tak dapat dilenyapkan, dirusak, apalagi sampai dihapus. Dengan adanya asas ini tentu saja meletakkan perhatian yang ekstra dalam memasukkan data ke dalam blockchain.
Mengapa sampai diciptakan asas keabadian di dalam blockchain? Ini dikarenakan marak terjadi aksi penggelapan dana yang bisa disingkirkan bila terlalu banyak orang mengetahui bahwa mereka tak dapat mengubah isi dalam buku keuangan dan bermain dengan akun-akun perusahaan. Dalam hal ini, menggunakan sebuah fungsi hash kriptografis.
Hash kriptografis berarti tindakan hashing dengan mengambil string input dengan panjang yang tidak ditentukan serta memberikan output dengan panjang yang cenderung sama.
Cara Kerja Blockchain
Secara sederhana, cara kerja blockchain yakni pada saat blockchain menerima data baru, maka informasi itu akan disimpan ke dalam suatu blok. Selepas itu, kode hash bakal ditambahkan ke dalam blok dan langsung diverifikasi oleh jutaan komputer.
Kemudian, blok yang sudah diverifikasi ditambahkan ke dalam rantai blok pada suatu jaringan khusus dalam mencatat transaksi dan menghasilkan riwayat transaksi unik.
Jika melihat cara kerjanya, blockchain disebut dapat bertahan dari serangan hacker. Secara teknis, pada saat seorang hacker ingin menggelapkan data transaksi pada blockchain, maka ia harus terlebih dahulu mengubah seluruh data yang ada pada rantai blok tersebut.
Sudah jelas, tindakan tersebut membutuhkan kekuatan komputasi dan biaya yang sangat besar. Belum lagi, penamaan jaringan dalam blockchain dilakukan secara anonim sehingga makin membuat mustahil untuk diretas oleh hacker.